KONSEP SISTEM INFORMASI
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI
Disusun Oleh :
005131121005 Adi Mukti
005131121037 Iqbal Wahyudi Pratama
005131121039 Ilyas Awaludin Jaelani
005131121085 Romy Rudiansah
STMIK
ERESHA WIKRAMA
2014
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT,
karena dengan rahmat dan hidayah-Nyalah sehingga dapat menyelesaikan makalah
ini tepat pada waktunya. Shalawat beriring salam selalu kita panjatkan kepada
Rasullullah SAW, karena kegigihan beliau dan ridho-Nyalah kita dapat merasakan
kenikmatan dunia seperti sekarang ini.
Adapun tujuan dari penulisan makalah
ini adalah untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen pada mata kuliah Pengantar Sistem Informasi,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi pembaca
sekalian.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Catur Budi Cahyono, S.Pd., selaku dosen mata kuliah Pengantar Sistem Informasi yang telah memberikan tugas untuk menambah
wawasan sesuai bidang studi. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan dalam penyusunan makalah
ini dari awal hingga akhir.
Kami menyadari bahwasanya makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran penulis harapkan dari
pembaca sekalian demi terciptanya kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi yang memerlukan. Terima kasih.
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar ................................................................................................. i
Daftar Isi ............................................................................................................ ii
Bab 1. Pendahuluan.......................................................................................... 1
1.1.
Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2. Tujuan..................................................................................................... 1
Bab 2. Pembahasan........................................................................................... 3
2.1 Teknologi Informasi dan Perannya.......................................................... 3
2.2 Definisi
Pengembangan Sistem............................................................... 5
2.3 Pengembangan
Sistem............................................................................. 5
2.3.1
Analisis Sistem............................................................................. 6
2.3.2
Rancangan Sistem........................................................................
6
2.3.3
Implementasi Sistem....................................................................
7
2.3.4
Pemeliharaan Sistem....................................................................
7
2.3.5
Peningkatan Sistem...................................................................... 8
2.4 Pendekatan Pengembangan Sistem.........................................................
10
2.5 Metode Pengembangan Sistem
Informasi...............................................
11
2.5.1
CBIS Life Cycle...........................................................................
11
2.5.2
System Development Life Cycle (SDLC)..................................... 12
2.5.3
Prototyping..................................................................................
18
2.5.4
Rapid Application Development (RAD)...................................... 20
2.5.5
Spiral............................................................................................
22
2.5.6
Join Application Development (JAD)..........................................
23
2.5.7
Object Oriented Technology........................................................
24
2.5.8
Functional Decomposition Methodologies...................................
24
2.5.9
End-user Development.................................................................
24
2.5.10 Outsourcing.................................................................................
24
2.6 Tools Pengembangan Sistem Informasi...................................................
24
Bab 3. Penutup...................................................................................................
27
3.1 Simpulan..................................................................................................
27
Daftar Pustaka...................................................................................................
28
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Sistem informasi
baru tumbuh dari proses pemecahan masalah organisasional. Sebuah sistem
informasi baru diciptakan sebagai solusi untuk beberapa jenis masalah atau
sekumpulan masalah yang dihadapi perusahaan. Masalahnya mungkin adalah seorang
manajer atau karyawan menyadari bahwa perusahaan tidak berjalan sesuai yang
diharapkan, atau bisa juga timbul dari kesadaran bahwa perusahaan seharusnya
mengambil keuntungan dari kesempatan-kesempatan baru untuk menjadi sukses.
Aktivitas yang mengarah pada
pembuatan solusi sistem informasi perusahaan untuk mengatasi masalah perusahaan
atau memanfaatkan kesempatan disebut pengembangan sistem (system development). Pengembangan sistem adalah suatu jenis
pemecahan masalah yang terstruktur dengan aktivitas yang jelas.
Aktivitas-aktivitas ini terdiri atas analisis sistem, perancangan sistem,
pemrograman, pengujian, konversi, serta produksi dan pemeliharaan.
1.2
Tujuan
Makalah
ini disusun dengan tujuan untuk :
1. Memenuhi
tugas matakuliah pengantar sistem informasi.
2. Dapat
dijadikan referensi untuk mahasiswa selanjutnya apabila mendapat topik yang
sama dalam sistem informasi.
3. Membuka
wawasan dalam bidang sistem informasi yang diimplementasikan dalam kehidupan
sehari-hari.
4. Mengenalkan
berbagai macam sistem informasi yang ada disekitar kita pada saat ini.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1
Teknologi Informasi dan Perannya
Teknologi Informasi dilihat
dari kata penyusunnya adalah teknologi dan informasi. Secara mudahnya teknologi
informasi adalah hasil rekayasa manusia terhadap proses penyampaian informasi
dari bagian pengirim ke penerima sehingga pengiriman informasi tersebut akan:
Ø lebih
cepat
Ø lebih
luas sebarannya, dan
Ø lebih
lama penyimpanannya.
Dalam
kehidupan kita dimasa mendatang, sektor teknologi informasi dan telekomunikasi
merupakan sektor yang paling dominan. Siapa saja yang menguasai teknologi ini,
maka dia akan menjadi pemimpin dalam dunianya. Teknologi informasi banyak
berperan dalam bidang-bidang antara lain :
v Bidang Pendidikan (e-education).
Globalisasi
telah memicu kecenderungan pergeseran dalam dunia pendidikan dari pendidikan
tatap muka yang konvensional ke arah pendidikan yang lebih terbuka. Sebagai
contoh kita melihat di Perancis proyek “Flexible Learning ?. Hal
ini mengingatkan pada ramalan Ivan Illich awal tahun 70-an tentang “Pendidikan
tanpa sekolah (Deschooling Socieiy)” yang secara ekstrimnya guru tidak
lagi diperlukan.
v Dalam Bidang Pemerintahan (e-government).
E-government
mengacu pada penggunaan teknologi
informasi oleh pemerintahan, seperti menggunakan intranet dan internet, yang
mempunyai kemampuan menghubungkan keperluan penduduk, bisnis, dan kegiatan
lainnya. Bisa merupakan suatu proses transaksi bisnis antara publik dengan
pemerintah melalui sistem otomasi dan jaringan internet, lebih umum lagi
dikenal sebagai world wide web. Pada intinya e-government
adalah penggunaan teknologi informasi yang dapat meningkatkan hubungan antara
pemerintah dan pihak-pihak lain. penggunaan teknologi informasi ini kemudian
menghasilkan hubungan bentuk baru seperti: G2C (Governmet to Citizen),
G2B Government to Business), dan G2G (Government to Government).
Manfaat e-government yang dapat dirasakan antara lain:
1. Pelayanan
servis yang lebih baik kepada masyarakat.
2. Peningkatan
hubungan antara pemerintah, pelaku bisnis, dan masyarakat umum.
3. Pemberdayaan
masyarakat melalui informasi yang mudah diperoleh.
4. Pelaksanaan
pemerintahan yang lebih efisien.
v
Bidang Keuangan dan Perbankan
Saat
ini telah banyak para pelaku ekonomi, khususnya di kota-kota besar yang tidak
lagi menggunakan uang tunai dalam transaksi pembayarannya, tetapi telah
memanfaatkan layanan perbankan modern. Layanan perbankan modern yang hanya ada
di kota-kota besar ini dapat dimaklumi karena pertumbuhan ekonomi saat ini yang
masih terpusat di kota-kota besar saja, yang menyebabkan perputaran uang juga
terpusat di kota-kota besar. Sehingga sektor
perbankan pun agak lamban dalam ekspansinya ke daerah-daerah. Hal ini sedikit
banyak disebabkan oleh kondisi infrastruktur saat ini selain aspek geografis
Indonesia yang unik dan luas.
Untuk
menunjang keberhasilan operasional sebuah lembaga keuangan/perbankan seperti
bank, sudah pasti diperlukan sistem informasi yang handal yang dapat diakses
dengan mudah oleh nasabahnya, yang pada akhirnya akan bergantung pada teknologi
informasi online, sebagai contoh,
seorang nasabah dapat menarik uang dimanapun dia berada selama masih ada
layanan ATM dari bank tersebut, atau seorang nasabah dapat mengecek saldo dan
mentransfer uang tersebut ke rekening yang lain hanya dalam hitungan menit
saja, semua transaksi dapat dilakukan.
Pengembangan teknologi dan infrastruktur
telematika di Indonesia akan sangat membantu pengembangan industri di sektor
keuangan ini, seperti perluasan cakupan usaha dengan membuka cabang-cabang di
daerah, serta pertukaran informasi antara sesama perusahaan asuransi, broker,
industri perbankan, serta lembaga pembiayaan lainnya. Institusi perbankan dan
keuangan telah dipengaruhi dengan kuat oleh pengembangan produk dalam teknologi
informasi, bahkan mereka tidak dapat beroperasi lagi tanpa adanya teknologi
informasi tersebut. Sektor ini memerlukan pengembangan produk dalam teknologi
informasi untuk memberikan jasa-jasa mereka kepada pelanggan mereka.
2.2 Definisi
Pengembangan Sistem
Terdapat beberapa pendapat yang
menjelaskan mengenai definisi dari pengembangan sistem, diantaranya :
v Pengembangan
sistem merupakan suatu proyek yang harus melalui suatu proses pengevaluasian
seperti pelaksanaan proyek lainnya. (Amsa, 2008)
v Pengembangan
sistem dapat berarti menyusun sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang
lama secara keseluruhan atau untuk memperbaiki sistem yang sudah ada (kami,
2008).
v Pengembangan
sistem adalah metode/prosedur/konsep/aturan yang digunakan untuk mengembangkan
suatu sistem informasi atau pedoman bagaimana dan apa yang harus dikerjakan
selama pengembangan sistem (algorithm).
Metode adalah suatu cara, teknik sistematik untuk mengerjakan sesuatu (dinu,
2008).
2.3
Pengembangan
Sistem
Pengembangan sistem
informasi adalah kumpulan kegiatan para analis sistem, perancang, dan pemakai
yang mengembangkan dan mengimplementasikan sistem informasi. Pengambangan
sistem informasi merupakan tahapan kegiatan yang dilakukan selama pembangunan
sistem informasi.
Agar sistem informasi bekerja secara
tepat, kita harus mengelola secara aktif, menyesuaikan teknologi dengan
situasi, dan menerima tanggung jawab baik untuk sukses atau kegagalannya.
Untuk dapat memilih dan mempertimbangkan
hal-hal diatas perlu beberapa dasar pokok yang bisa dipakai sebagai patokan,
antara lain yaitu pengembangan sistem. Pengembangan sistem ini terdiri dari 5
tahapan (Sabarguna,
2003):
1. Analisis
system
2. Rancangan
sistem
3. Implementasi
sistem
4. Pemeliharaan
sistem
5. Peningkatan
sistem
2.3.1.
Analisis
Sistem
Analisis sistem adalah proses koleksi,
pengaturan dan evaluasi fakta tentang informasi yang dibutuhkan dan lingkungan
tempat sistem akan dijalankan.
Dalam rangka pengumpulan fakta tentang
informasi dan lingkungan sistem, diantaranya meliputi hal-hal:
1. Latar
belakang informasi, meliputi asal informasi, pemakai dan beban penggunaan.
2. Prosedur,
yaitu cara atau tugas yang selama ini berjalan dan dikerjakan.
3. Aliran
informasi, meliputi aliran data informasi dari satu bagian ke bagian lain
4. Penentuan
masalah, yaitu melalui langkah mulai dari penelaahan latar belakang informasi,
prosedur dan aliran informasi, maka akan dapat diketahui masalah yang ada.
2.3.2.
Rancangan
Sistem
Rancangan sistem ini meliputi kegiatan
yang bertujuan untuk menggambarkan wujud sistem yang akan dibuat, seperti
halnya apabila kita akan membangun rumah, maka rancangan sistem ini dapat kita
analogikan dengan bentuk gambar rumah yang akan kita bangun.
Untuk memperoleh
rancangan yang baik, keterlibatan pada pemakai diperlukan. Hal ini disebabkan
karena tujuan utama adalah pemanfaatannya, disamping adanya proses kreatif dari
ahli teknis (Sabarguna, 2003). Dengan kata lain, keterlibatan pemakai dari
tahap analisis sampai rancangan sistem diperlukan untuk menjaga agar system
yang dirancang benar-benar sesuai denga kebutuhan
2.3.3.
Implementasi
Sistem
Pada implementasi sistem, tahapan yang
perlu diikuti antara lain:
1. pembuatan
program
2. pelatihan
3. konversi
file
4. uji
coba sistem
5. dokumentasi
Secara umum, yang perlu diperhatikan adalah
perangkat keras, perangkat lunak dan pemakai agar bisa berjalan sesuai dengan
tujuan dan diperoleh manfaat.
2.3.4.
Pemeliharaan
Sistem
Sistem
yang telah terbentuk dan berjalan, harus dipelihara agar:
1. bisa
terus berjalan secara mulus
2. bila
ada kerusakan kecil dapat segera diketahui dan tidak menjadi besar
3. menjamin
agar sistem yang ada bisa dikendalikan dari kemungkinan kerusakan yang fatal
Manfaat
pemeliharaan yang terarah sudah bisa dilihat, tetapi pelaksanaanya sering tidak
semudah itu karena kemalasan atau karena alasan penghematan biaya. Padahal
pemeliharaan merupakan dasar penghematan biaya pada sektor perbaikan
2.3.5.
Peningkatan
Sistem
Bentuk dari Sistem Informasi adalah
manual atau komputerisasi. Untuk bentuk komputerisasi ini diperlukan
pengembangan sistem, dengan urutan sebagai berikut:
1.
analisis
sistem, yaitu proses pengumpulan, pengorganisasian dan pengevaluasian
informasi yang membutuhkan untuk berjalannya sistem informasi.
2.
pemilihan rancangan
sistem, yaitu memilih rancangan sistem yang sesuai dengan kebutuhan dan
bisa dijalankan.
3.
implementasi, yaitu
menerapkan sistem informasi yang dibuat sesuai dengan rancangan dan mencapai
tujuan yang diharapkan
4.
pemeliharaan, yaitu
sistem dipelihara agar tidak rusak dan penyesuaiannya diperlihatkan sesuai
dengan perkembangan.
Proses pengembangan sistem informasi dapat menciptakan efisiensi dalam
manajemen sumber daya yang ada, dan perlu diperhatikan bahwa pengembangan
sistem harus memenuhi kriteria atau aturan dalam meningkatkan keunggulan sistem
dalam berkompetensi. Pengembangan sistem dari sistem yang lama ke sistem yang
baru dan terintegrasi dengan perangkat komputer akan mempermudah dalam
pengolahan data agar dapat menghasilkan informasi berbasis komputer yang lebih
berkualitas guna dalam pengambilan keputusan.
Dalam pengembangan sistem informasi terdiri dari System Analysis dimana upaya atau usaha untuk mendapatkan gambaran
bagaimana sistem lama itu bekerja dan menganalisa masalah-masalah apa saja yang
ada pada sistem yang lama, dan System
Development dimana langkah-langkah untuk mengembangan sistem informasi yang
lama ke sistem yang baru sesuai dengan cara kerja sistem dan masalah-masalah
yang telah dianalisa. Beberapa hal yang mengacu suatu sistem lama harus
dikembangkan menjadi sistem yang baru diantaranya yaitu :
·
Masalah (Problem)
Dimana kondisi yang tidak diingkan pada sistem yang lama,
diantaranya yaitu keterbatasan cara kerja sistem yang lama dapat menyebabkan
sistem tidak dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan. Misalnya kebutuhan
informasi yang semakin luas dan semakin bertambah akan berujung dengan
pengelohan data yang dibutuhkan semakin mengingkat, dikarenakan sistem yang
lama tidak dapat memenuhi kriteria tersebut mengakibatkan sistem yang lama
tidak efektif, maka tidak akan dihasilkan informasi yang dibutuhkan dan akan
menghambat kinerja manajemen sumber daya yang ada.
·
Kesempatan (Opportunity)
Kesempatan untuk mengembangkan sistem yang lama ke sistem yang baru
sangatlah penting terutama tentang kecepatan informasi dalam dunia pasar.
Persaingan pasar yang semakin ketat memicu untuk memasang rencana-rencana
strategis untuk meraih peluang pasar dengan berhasil. Hal ini dapat menjadi
acuan untuk suatu mengembangkan sistem lama ke sistem baru dapat menyediakan
kebutuhan informasi dengan efektif dan efisien dalam persaingan pasar,
agar dalam proses pengambilan keputusan
dapat berjalan dengan sesuai rencana.
·
Perintah (Directive)
Suatu sistem lama bisa dikembangan ke sistem yang baru
bisa terjadi dengan adanya perintah dari seorang pimpinan atau adanya pengaruh
dari pihak luar. Adanya instruksi-instruksi yang ada, maka sistem yang lama
dapat dikembangkan sesuai dengan instruksi pimpinan, dari cara kerja sistem itu
sendiri sampai informasi yang akan dihasilkan.
·
Ancaman (Treath)
Suatu sistem informasi yang dibangun tidak menutup
kemungkinan terjadi adanya ancaman dari pihak luar. Misalnya seorang pemimpin
merasa ada pihak dalam atau luar yang mencoba untuk merusak akses kerja
perusahaan, dengan terjadinya hal tersebut bisa dilihat bahwa sistem yang ada
terancam dirusak. Hal tersebut terjadi kemungkinan kurang keakuratan sistem itu
sendiri dan banyaknya pihak yang dapat mengakses sistem. Maka sistem lama
tersebut dikembangkan ke sistem yang baru dengan adanya pengendalian akses sistem.
Pengendalian sistem tersebut dengan lebih mengamankan akses sistem yang baru,
dengan mengamankan Id dan Password akses
yang baru dan mengurangi pihak yang dapat mengakses sistem baru
tersebut.
2.4.
Pendekatan Pengembangan Sistem
Adapun
pendekatan yang digunakan dalam pengembangan sistem diantaranya yaitu :
a.
Pendekatan Konvensional
Pendekatan ini disebut juga dengan pendekatan tradisional dimana pendekatan
ini dalam mengembangkan sistem mengikuti tahap-tahapan pada siklus hidup
pengembangan sistem. Pengembangan sistem dengan pendekatan konvensional diawali
dengan melihat alur dokumen dari satu bagian organisasi ke bagian organisasi
lainnya dan kemudian ditentukan proses pengolahan datanya.
b.
Pendekatan Fungsional
Pendekatan ini dilakukan dengan menganalisa cara kerja sistem yang
dikembangkan, kemudian menganalisa data yang akan menjadi masukan dan keluaran
dari sistem serta tempat penyimpanan data, dan
kelengkapan sumber dan tujuan data.
c.
Pendekatan Struktur Data
Pendekatan ini dilakukan berdasarkan alur data dokumen masukan maupun
keluaran yang digunakan dalam sistem. Pendekatan ini dinyatakan secara hirarki
dengan menggunakan konstruksi sequence,
selection, dan repetition.
d.
Information
Engineering
Sistem yang dibangun menggunakan pendekatan ini didasari dengan perencanaan
strategis informasi dan kebutuhan informasi enterpise. Dimana informasi
enterpise yaitu menyatukan semua informasi dari berbagai bagian menjadi satu
informasi yang logikal, sehingga akan dihasilkan informasi yang dibutuhkan
dengan mudah.
e.
Pendekatan Objek
Sistem dikembangakan berdasarkan objek-objek yang telah ada dalam sistem.
Kumpulan objek yang ada mempunyai data dan operasi yang saling berhubungan satu
sama lain. Dalam sistem setiap objek menerima pewarisan dari objek lainnya, dan
setiap objek mempunyai kemampuan polimorfisme. Polimorfisme adalah konsep yang
menyatakan bahwa sesuatu yang dapat mempunyai bentuk dan perilaku berbeda, maka
operasi yang sama mungkin mempunyai perbedaan dalam kelas yang berbeda.
Merupakan aktifitas akhir dari pengembangan sistem dan membangun data
sesuai dengan aktifitas user. Pada
tahap ini ditekankan untuk memastikan bahwa sistem telah dikemas sesuai dengan
peraturan dan persyaratan yang tepat.
2.5.
Metode Pengembangan Sistem
Informasi
2.5.1. CBIS Life Cycle
CBIS (Computer Based Information Systems) Life
Cycle atau yang disebut dengan siklus sistem informasi berbasis komputer.
Merupakan tahapan-tahapan dan tugas-tugas yang harus dilakukan dalam
mengembangkan sistem informasi, tanpa memperhatikan sistem informasi jenis apa
yang akan dibuat dan seberapa luas yang harus di hasilkannya.
2.5.2. System Development Life Cycle (SDLC)
Suatu sistem lama yang telah dikembangkan ke sistem
yang baru, namun saat kerja sistem baru ditemukan permasalahan dalam tahap pemeliharaan sistem yang
kemungkinan tidak dapat diatasi, maka sistem tersebut akan dikembalikan lagi ke
sistem yang lama, hal inilah yang disebut dengan siklus hidup pengembangan
sistem atau disebut dengan System
Development Life Cycle.
SDLC merupakan proses mengembangkan atau mengubah suatu sistem perangkat
lunak dengan menggunakan model-model dan metodologi yang digunakan orang untuk
mengembangkan sistem-sistem perangkat lunak sebelumnya. Kegunaan dari SDLC
yaitu mengakomodasi beberapa kebutuhan pengguna akhir dan pengadaan perbaikan
masalah yang berhubungan dengan perangkat lunak.
Metode ini
digunakan oleh para analisis sistem ataupun pembuat program dengan
tahapan-tahapan pekerjaan untuk membangun sistem informasi. Metode ini sangat
cocok untuk pengembangan sistem besar. Setiap SDLC harus menghasilkan sistem
berkualitas tinggi yang memenuhi atau melebihi harapan user, mencapai selesai
dalam waktu dan perkiraan biaya, bekerja secara efektif dan efisien.
a.
Kegiatan Dalam Tahapan SDLC
1.
Inisiasi (initiation)
Tahap ini ditandai dengan adanya kebutuhan dari user yang ada, maka
pembuatan proposal proyek perangkat lunak dimulai dan dibuat berdasarkan konsep
sistem yang telah direncanakan.
Kegiatan dalam
tahapan inisiasi :
·
Menentukan durasi
waktu yang dibutuhkan.
·
Menentukan sumber
daya dan sistem yang dibutuhkan.
·
Merencanakan jadwal
pelaksanaan proyek.
2.
Pengembangan konsep sistem (system concept development)
Mendefinisikan lingkup konsep sistem hingga dokumen lingkup sistem.
Kemudian menganalisa manfaat biaya yang dibuthkan, manajemen rencana dan
pembelajaran kemudahan sistem untuk digunakan. Memperhatikan juga perencanaan
resiko yang kemungkinan dihadapi jika sistem akan diterapakan ke depannya.
Kegiatan di
dalam tahap pengembangan konsep sistem :
·
Mendefinisikan
ruang lingkup sistem.
·
Menganalisis
manafaat biaya yang dibutuhkan.
3.
Perencanaan (planning)
Mengembangkan rencana manajemen proyek dan dokumen
perencaaan lainnya yang diperlukan masing-masing tahapan, sumber daya dan
perangkat lunak. Tahapan ini menghasilkan hal-hal mendasar yang dibutuhkan
untuk mencari solusi dari masalah yang muncul dalam sistem.
Kegiatan
dalam tahap perencaan meliputi :
·
Pembentukan dan
konsolidasi tim pengembang.
·
Mendefinisikan
tujuan dan ruang lingkup pengembangan.
·
Mengidentifikasi
apakah masalah-masalah yang ada bisa diselesaikan melalui pengembangan sistem.
·
Menentukan dan
evaluasi strategi yang akan digunakan.
·
Penentuan prioritas
teknologi dan pemilihan aplikasi.
4.
Analisis kebutuhan (requirement
analysis)
Menganalisis kebutuhan pemakai sistem (user)
dan mengembangkan kebutuhan user.
Membuat dokumen kebutuhan fungsional. Langkah-langkah yang digunakan dalam analisis
kebutuhan adalah wawancara, riset terhadap sistem baru, observasi lapangan,
jajak pendapat, pengamatan sistem yang serupa dan prototype.
Kegiatan utama
dalam tahapan analisis kebutuhan :
·
Pengumpulan
informasi.
·
Mendefinisikan
sistem requirement.
·
Memprioritaskan
kebutuhan.
·
Menyusun dan
mengevaluasi alternatif.
·
Mengulas kebutuhan
dengan pihak manajemen.
5.
Desain (design)
Mentransformasikan sistem lama menjadi sistem baru yang berdasarkan hasil
analisis sebelumnya, dokumen desain sistem fokus pada bagaimana dapat memenuhi fungsi-fungsi yang dibutuhkan.
Ada 2 perancangan dalam desain yaitu perancangan konseptual dan perancangan
fisik.
Perancangan konseptual juga disebut dengan perancangan logika yang meliputi
perancangan DFD, ERD, Normalisasi, Flowchart System, Flowchart Document dan
laporan-laporan pendukung lainnya yang menjelaskan perjalanan sistem.
Perancangan fisik meliputi perancangan input, perancangan output, perancangan
form, perancangan struktur tabel, perancangan klasifikasi kode dan perancangan
klasifikasi perangkat yang dibutuhkan sistem.
Beberapa
kegiatan utama yang di lakukan pada tahap desain :
·
Merancang
arsitektur aplikasi.
·
Meracang antar muka
pengguna.
·
Mendesain dan
mengintegrasikan database.
·
Membuat prototipe
untuk detail desain.
·
Mendesain
mengintegrasikan kendali sistem.
6.
Pengembangan (development)
Mengonversi desain ke sistem informasi yang lengkap termasuk bagaimana
memperoleh dan melakukan instalasi lingkungan sistem yang dibutuhkan.
Mempersiapkan prosedur kasus pengujian, pengodean, pengompilasian, memperbaiki
dan membersihkan program dan peninjauan pengujian.
Kegiatan di
dalam tahap pengembangan :
·
Membuat basis data
dan mempersiapakan prosedur pengujian sistem.
·
Mempersiapkan
berkas pengujian sistem.
·
Pengodean sistem.
·
Memperbaiki
kesalahan sistem.
7.
Integrasi dan pengujian (integration and test)
Menggabungkan bagian-bagian sistem yang dikerjakan
terpisah, dan mencari kesalahan sistem dari kesalaham logika dan kesalahan
pengodean. Kemudian mendemonstrasikan sistem yang dikembangkan untuk diuji dan
memehuni spesifikasi kebutuhan sistem.
Kegiatan
di dalam tahap integrasi dan pengujian :
·
Memastikan bahwa
sistem berfungsi seperti yang diharapkan.
·
Membutuhkan
partisipasi pengguna untuk memverifikasi pengujian menyeluruh dari semua
persyaratan.
·
Memenuhi semua
kebutuhan bisnis.
8.
Implementasi (implementation)
Merupakan pengujian pada sistem yang sebenarnya, mengimplementasikan sistem
perangkat lunak pada lingkungan user
(adaptasi user dengan sistem) dan
menjalankan resolusi dari permasalahan yang teridentifikasi dari fase integrasi
dan pengujian.
Kegiatan di
dalam tahapan implementasi :
·
Pembuatan database
sesuai skema rancangan.
·
Pembuatan aplikasi
berdasarkan desain sistem.
·
Pengujian dan
perbaikan aplikasi.
9.
Operasi dan pemeliharaan (operations and maintenance)
Mengoperasikan dan memelihara sistem informasi pada
lingkungan user termasuk implementasi akhir dan masuk pada proses peninjauan.
Operasi dan pemeliharaan meliputi 3 bagian :
·
Pemeliharaan
perfektif yaitu ditunjukkan untuk memperbaharui sistem sebagai tanggapan atas
adanya permintaan atau kebutuhan yang baru serta meingkatkan efisiensi sistem.
·
Pemeliharaan adatif
yaitu perubahan aplikasi untuk menyesuaikan diri terhadap perangkat keras dan
lunak yang baru
·
Pemeliharaan
korektif yaitu melaksanakan perbaikan-perbaikan kesalahan ang ditemukan pada
saat sistem dijalankan.
Kegiatan di dalam tahap operasi dan pemeliharaan :
·
Memilih admin untuk
menjaga sistem tetap mampu beroperasi secara benar melalui kemampuasn sistem
dalam mengadaptasikan diri sesuai dengan kebutuhan.
10. Disposisi (disposition)
Merupakan aktifitas akhir dari pengembangan sistem dan membangun data
sesuai dengan aktifitas user. Pada
tahap ini ditekankan untuk memastikan bahwa sistem telah dikemas sesuai dengan peraturan
dan persyaratan yang tepat.
Kegiatan dalam
tahap disposisi :
·
Penghentiaan
sistematis sistem untuk memastikan bahwa informasi penting yang disimpan untuk
akses masa depan.
b.
Model SDLC
1.
Model Waterfall
Sering juga
disebut dengan model sekuensial linier (sequential
linier) atau alur hidup klasik (classic
life cycle). Model ini menyediakan pendekatan alur hidup sistem secara
terurut dimulai analisis, desain, pengodean, pengujian dan tahap pendukung.
a.
Tahap-tahap model waterfall
·
Analisis kebutuhan perangkat lunak
Dilakukan
pengumpulan kebutuhan sistem infomasi yang intensif untuk menspesifikasikan
kebutuhan sistem yang dibutuhkan oleh user.
Pengumpulan kebutuhan berupa data input, proses yang terjadi, output yang
diharapkan dengan melakukan wawancara serta observasi.
·
Desain
Proses multilangkah yang fokus pada desain pembuatan sistem termasuk
struktur data, arsitektur sistem, representasi antarmuka, dan prosedur
pengodean. Pada tahap ini menterjemahkan kebutuhan sistem dari tahap analisis
kebutuhan dari rancangan sebelum pengodean sampai ke representasi desain agar
dapat diimplementasikan manjadi program tahap selanjutnya.
·
Pembuatan kode program
Setelah desain
telah dilakukan kemudian diubah ke dalam sistem yang dimengerti oleh komputer
dalam bentuk bahasa pemrograman. Jika rancangan yang dibuat rinci maka
pengodean sistem dapat dilakukan dengan cepat. Hasil dari tahap ini adalah
program komputer sesuai dengan desain yang telah dibuat pada tahap sebelumnya.
·
Pengujian
Setelah
pengodean sistem telah dilakukan, maka tahap selanjutnya yaitu pengujian. Dalam
tahap ini dipastikan sistem secara keseluruhan akan diuji, hal ini bertujuan
untuk meminimalkan kesalahan pada sistem saat pengujian, dan memastikan
keluaran dari sistem sesuai dengan yang diinginkan.
·
Pendukung atau pemeliharaan
Suatu sistem yang telah dikembangkan tidak menutup kemungkinan dapat
mengalami perubahan saat dikirimkan ke user.
Kemungkinan terjadi kesalahan dalam sistem yang pada saat pengujian tidak
terdeteksi, atau bisa jadi karena sistem harus beradaptasi dengan lingkungan
baru. Pada tahapi ini dapat mengulang pengembangan sistem tersebut dari analisa
spesifikasi kebutuhan untuk perubahan sistem namun tidak membuat sistem yang
baru dari awal kembali.
b.
Kelebihan dan Kekurangan Metode Waterfall
Kelebihan :
·
Merupakan model
pengembangan paling handal dan paling lama digunakan.
·
Cocok untuk system software berskala besar.
·
Cocok untuk system software yang bersifat generik.
·
Pengerjaan project system akan terjadwal dengan
baik dan mudah dikontrol.
Kekurangan:
·
Persyaratan system harus digambarkan dengan jelas.
·
Rincian proses harus benar-benar jelas dan tidak boleh berubah-ubah.
·
Sulit untuk mengadaptasi jika terjadi perubahan spesifikasi pada suatu
tahapan pengembangan.
2.5.3. Prototyping
Dalam
pengembangan sistem dimana requirement
diubah ke dalam sistem yang bekerja secara terus menerus dan diperbaiki melalui
kerjasama antar analis dan user.
Metode ini menggunakan data aktual, edit input, melakukan komputasi dan semua
manipulasi sehingga dihasilkan output nyata. Karakteristik dari metode ini
meliputi langkah pemilahan fungsi, penyusunan sistem informasi, evaluasi dan
penggunaan selanjutnya.
Model
prototipe (prototyping model) dimulai
dengan mengumpulkan kebutuhan dan perbaikan, desain cepat, pembentukan
prototipe, evaluasi user terhadap
prototipe, perbaikan dan produk akhir sistem yang akan dibuat. Model ini
menyediakan tampilan dengan simulasi alur sistem sehingga tampak seperti sistem
yang sudah jadi. Model prototipe ini dievalusi oleh user hingga ditemukan spesifikasi yang sesuai keinginan user. Model prototipe sangat cocok
digunakan untuk menjabarkan kebutuhan user secara lebih detail karena user
sering kali lesulitan menyampaikan kebutuhnya secara detail tanpa melihat
gambaran yang jelas.
a.
Runtutan penggunaan model prototipe yaitu:
·
Reaksi awal dari user
Dimulai dengan menampilkan prototipe sistem kepada user, kemudian melihat bagaimana reaksi user terhadap prototipe
tersebut, dan apakah sudah sesuai dengan apa yang diinginkan oleh user. Reaksi tersebut dikumpulkan dengan
adanya lembar observasi, wawancara ataupun kuisioner.
·
Saran-saran penguna
Saran dari user merupakan hasil
interaksi user dengan prototipe yang
ditampilkan, dengan masukan dari user
untuk perbaikan, pengubahan ataupun penghentian prototipe guna untuk dapat
memenuhi kebutuhan user.
·
Inovasi
Kemampuan sistem baru yang sebelumnya tidak ada pada saat pengguna
berinterkasi dengan prototipe. Inovasi prototipe jika berhasil akan menjadi
bagian dari sistem hasil jadi.
·
Rencana revisi
Menggambarkan sistem di masa yang datang, dengan rencana revisi dapat
membantu mengidentifikasi kebutuhan apa saja yang akan diprototipekan
selanjutnya.
b.
Kelebihan dan Kekurangan Metode Prototipe
Kelebihan :
·
Prototype melibatkan user dalam analisa dan desain.
·
Punya kemampuan menangkap requirement secara konkret daripada secara
abstrak.
·
Untuk digunakan secara standalone.
·
Digunakan untuk memperluas SDLC.
·
Mempersingkat waktu pengembangan Sistem Informasi
Kekurangan :
·
Proses analisis dan perancangan terlalu singkat.
·
Mengesampingkan alternatif pemecahan masalah.
·
Bisanya kurang fleksible dalam mengahdapi perubahan.
·
Protitype yang dihasilkan tidak selamanya mudah dirubah.
·
Protype terlalu cepat selesai
2.5.4. Rapid Application Development (RAD)
Menggunakan metode prototyping dan teknik terstruktur lainnya untuk
menentukan kebutuan user dan perancangan sistem informasi. Proses pengembangan
metode ini yaitu mempelajari apakah proyek pengembangan sistem memenuhi
kriteria, mempelajari aktivitas bisnis perusahaan, menentukan area bisnis serta
fungsi yang menjadi prioritas, membuat model dari fungsi-fungsi yang menjadi
prioritas, memilih prototipe mana yang direview dan mengimplementasikan sistem
informasi.
Rapid Application Development (RAD) merupakan model pengembangan sistem yang bersifat
inkremental (bertingkat) terutama waktu pengerjaan yang pendek. Model RAD
membagi tim pengembang manjadi beberapa komponen masing-masing tim
pengerjaan dapat dilakukan secara
paralel. Model ini dimulai dari pemodelan bisnis, pemodelan data, pemodelan
proses, pembangkitan aplikasi, dan pengujian.
a.
Tahap-tahapan model ini :
·
Pemodelan bisnis
Pemodelan ini dilakukan untuk memodelkan fungsi bisnis untuk mengetahui
informasi apa saja yang mempengaruhi proses binis, informasin apa saja yang akan
dimunculkan, siapa yang akan meembuat informasi tersebut, bagaimana alr
informasi tersebut, dan proses apa saja yang terkait dengan informasi tersebut.
·
Pemodelan data
Pengumpulan data-data apa saja yang dibutuhkan berdasarkan pemodelan
bisnis, dan mengidentifikasi setiap data yang ada dan mendefinisikan hubungan
antar data tersebut.
·
Pemodelan proses
Mengimplementasikan fungsi bisnis yang sudah didefinisikan terkait dengan
pendefinisian data. Mendeskripsikan proses input ditransformasi menjadi output.
·
Pebuatan aplikasi
Mengimplementasikan pemodelan proses dan data menjadi program. Di dalam
model RAD sangat dianjurkan jika mungkin pemakaian komponen program yang sudah
ada.
·
Pengujian
Pengujian komponen-komponen yang dibuat, jika sudah pernah teruji maka tim
pengembangn komponen dapat lanjut untuk
mengembangkan komponen berikutnya.
b.
Kelebihan dan Kekurangan Metode RAD
Kelebihan :
·
RAD mengikuti tahapan pengembangan sistem sepeti umumnya, tetapi mempunyai
kemampuan untuk menggunakan kembali komponen yang ada (reusable object).
·
Setiap fungsi dapat dimodulkan dalam waktu tertentu dan dapat dibicarakan
oleh tim RAD yang terpisah dan kemudian diintegrasikan sehingga waktunya lebih
efesien.
Kekurangan
:
·
Tidak cocok untuk proyek skala besar.
·
Proyek bisa gagal karena waktu yang disepakati tidak dipenuhi.
·
Sistem yang tidak bisa dimodularisasi tidak cocok untuk model ini.
·
Resiko teknis yang tinggi juga kurang cocok untuk model ini.
2.5.5. Spiral
Model proses
sistem evolusioner yang merangkai sifat iteratif dari prototipe dengan cara
kontrol dan aspek sistematis model sekuensial linier. Model
iterative ditandai dengan tingkah laku yang
memungkinkan pengembang mengembangkan versi sistem
yang lebih lengkap secara bertahap.
Model spriral
(spiral model) menyediakan
pengembangan dengan cara cepat dengan sistem yang memiliki versi yang bertambah
fungsinya. Model ini menekan adanya analisa resiko, jika analisa resiko
menunjukka adanya ketidakpastian terhadap kebutuhan, maka pengembangan sistem
dapat dihentikan.
a.
Ada 6 kegiatan dalam model ini yaitu:
·
Komunikasi dengan pelanggan (customer communication)
Membangun
komunikasi yang efektif antara pengembang dan user agar dapat menentukan
kebutuhan sistem.
·
Perencanaan (planning)
Mendefinisikan
sumber daya, batasan waktu pengembangan sistem, hubungan informasi yang terkait
dengan proyek.
·
Analisis resiko (risk
analisys)
Menentukan
resiko dari segi teknis maupun dari segi manajemen. Tahap
inilah yang mungkin tidak ada pada model proses yang juga menggunakan metode
iterasi, tetapi hanya dilakukan pada spiral model.
·
Rekayasa (engineering)
Membangun satu
atau lebih representasi dari aplikasi sistem secara teknikal (dapat juga berupa
prototipe).
·
Konstruksi dan peluncuran (construction and release)
Dibutuhkan
untuk mengembangkan sistem, testing,
instalasi, dan penyediaan dukungan terhadapa user seperti training penggunaan
sistem serta dokumentasi seperti buku manual penggunaan sistem.
·
Evaluasi pelanggan (customer
evaluation)
Dibutuhkan
untuk mendapatkan feedback dari user berdasarkan evaluasi mereka selama
representasi sistem pada tahap engineering
maupun pada implementasi selama instalasi sistem pada tahan construction and release.
b.
Kelebihan dan Kekurangan Metode Spiral
Kelebihan :
·
Pengguna dan developer bisa memahami dengan baik
software yang dibangun karena
progress dapat diamati dengan baik.
·
Estimasi menjadi lebih realistik
seiring berjalannya proyek karena masalah ditemukan sesegera
mungkin.
·
Lebih mampu menangani
perubahan yang sering terjadi pada software development.
·
Software engineers ias
bekerja lebih cepat pada proyek.
Kekurangan :
·
Membutuhkan waktu yang
lama.
·
Membutuhkan dana yang
besar.
·
Membutuhkan planning
jangka panjang yang baik agar program bisa selesai dengan baik.
2.5.6. Join Application Development (JAD)
Sebuah
rangkaian metode yang memberi kesempatan kepada user dan manajemen untuk
berpartisipasi secara luas dalam siklus pengembangan sistem informasi. Tahap
dalam metode ini yaitu perancangan, menentukan dan menjabarkan permintaan user, menentukan teknik yang dibutukan.
2.5.7. Object Oriented Technology
Object
Oriented Technology merupakan cara
pengembangan sistem berdasarkan abstraksi objek-objek yang ada di
dunia nyata. Tahapan dalam metode ini yaitu perencaan,
analisis, perancangan, dan implementasi. Dari tahapan tersebut dapat
diterapkan pada perancangan sistem secara umum yang menyangkut perangkat lunak, perangkat
keras dan sistem
secara keseluruhan.
2.5.8. Functional Decomposition Methodologies
Menekankan
pada pemecahan dari sistem ke dalam subsistem yang lebih kecil sehingga akan
lebih mudah untuk dipahami, dirancang dan diimplentasikan.
2.5.9. End-user Development
Keterlibatan langsung
end-user sangat menguntungkan, karena memahami benar bagaimana sistem bekerja.
Artinya tahap analisis sistem dapat dilakukan lebih cepat. Kelemahan adalah
pada pengendalian mutu dan kecenderungan tumbuhnya private sistem
informasi. Integrasi dengan sistem yang lain menjadi sulit.
2.5.10. Outsourcing
Metode
pengelolaan teknologi informasi dengan cara memindahkan pengelolaannya pada pihak lain, yang
tujuan akhirnya adalah efektivitas dan efisiensi kerja.
Metode ini seringkali juga
disamakan dengan metode lain seperti : sub kontrak, supplier, proyek atau istilah lain yang berbeda-beda dilapangan,
namun pada dasarnya adalah sama, yaitu pemindahan layanan kepada pihak lain.
2.6.
Tools Pengembangan Sistem Informasi
a.
Diagram Prosedur Program (Flow Map)
Diagram prosedur sistem
atau bagan alir (Flowchart) adalah
diagram yang menunjukkan arus dokumen dari proses suatu fungsi atau kegiatan dalam
suatu prosedur sistem tertentu . Bagan alir ini digunakan terutama untuk alat
bantu komunikas dan untuk dokumentasi.
b.
Diagram Konteks (Contex
Diagram)
Diagram
konteks adalah bagian dari data flow
diagram yang berfungsi memetakan model lingkungan, yang dipresentasikan
dengan lingkaran tunggal yang mewakili keseluruhan system. Karakteristik penting
dalam diagram konteks adalah sebagai berikut :
·
Kelompok pemakai,
organisasi atau sistem lain dimana system melakukan komunikasi (sebagai
terminator).
·
Data masuk, yaitu data
yang diterima sistem dari lingkungannya.
·
Data keluar, yaitu data
yang dihasilkan system.
·
Penyimpan data (storage), digunakan secara bersamaan
antara sistem dan terminator.
·
Batasan, antara sistem
dan lingkungan
c.
Data Flow
Diagram Level (DFDL)
Model ini berfungsi
untuk menggambarkan sistem sebagai jaringan kerja antara fungsi yang
berhubungan satu sama lain dengan aliran dan penyimpanan data. Tujuan dari DFD
adalah membuat atau mengetahui aliran (track)
data seluruhnya dari sistem. Empat
komponen dalam DFDL :
·
Proses (fungsi)
·
Aliran data (Data Arrow)
·
Penyimpana (Data Storage)
·
Terminator (External or Internal Entities)
d.
Kamus Data (Data
Dictionary)
Kamus data adalah
katalog fakta tentang data dan kebutuhan-kebutuhan informasi dari suatu sistem
informasi. Dengan kamus data analisis sistem dapat mendefinisikan data yang
mengalir di sistem dengan lengkap pada tahap analisis sistem. Kamus data
digunakan sebagai alat komunikasi antara analisis sistem dengan pemakai sistem
tentang data yang mengalir ke system yaitu tentang data yang masuk ke sistem
dan tentang informasi yang dibutuhkan oleh pemakai sistem. Pada tahap
perancangan sistem, kamus data digunakan untuk merancang input, laporan-laporan
dan database. Kamus data berperan
penting dalam perancangan dan pembangunan sistem informasi, yang mempunyai
fungsi untuk :
·
Menjelaskan arti aliran
data dan penyimpanan dalam DFD.
·
Mendeskripsikan
komposisi paket data yang bergerak melalui aliran.
·
Mendeskripsikan komposisi
penyimpan data.
·
Menspesifikasikan
nilai dan satuan yang relevan bagi penyimpanan.
·
Mendeskripsikan
hubungan distrik antara penyimpana yang
akan menjadi titik perhatian dalam ERD.
BAB 3
PENUTUP
3.1
Simpulan
Perkembangan
teknologi informasi Indonesia sangat dipengaruhi oleh kemampuan sumber daya
manusia dalam memahami komponen teknologi informasi, seperti perangkat keras
dan perangkat lunak komputer; sistem jaringan baik berupa LAN ataupun WAN dan
sistem telekomunikasi yang akan digunakan untuk mentransfer data. Kebutuhan
akan tenaga yang berbasis teknologi informasi masih terus meningkat. Hal ini
bisa terlihat dengan banyaknya jenis pekerjaan yang memerlukan kemampuan di
bidang teknologi informasi di berbagai bidang serta jumlah SDM berkemampuan di
bidang teknologi informasi masih sedikit, jika dibandingkan dengan jumlah
penduduk Indonesia. Keberadaan bisnis yang tersebar di banyak tempat dengan
berbagai ragam perangkat keras dan lunak mulai menyadari tentang betapa
pentingnya untuk mempercayakan dukungan bagi keberhasilan pengolahan data
komputernya kepada satu sumber yang dapat dipercaya.
DAFTAR PUSTAKA
James
A. O’Brien, Management Information
Systems, Irwin Times Mirror, 1996
Kenneth
C. Laudon, Jane P. Laudon, Management
Information System, 10th Edition, Pearson Education, 2007
http://www.ut.ac.id/html/suplemen/adpu4442/Pengembangan%20SI.htm
http://santirianingrum.dosen.narotama.ac.id/bahan-ajar/sistem-informasi/
0 komentar:
Posting Komentar